[PRESS RELEASE] Jakarta dalam Aksara - Peluncuran Buku Rumah Kota Kita


PRESS RELEASE
For immediate release


Jakarta dalam Aksara

“Jangan tanya apa yang telah kota ini berikan padamu, tetapi tanyakan apa yang bisa engkau sumbangkan pada kota ini?”

Jakarta, Februari 2016—Satu  komunitas penulis muda Jakarta, Agenda 18, tempat para penulis, baik pemula, maupun profesional di bidang jurnalistik dan penulisan berkumpul dan berkarya, meluncurkan satu buku kumpulan esai. Buku ini merupakan karya Komunitas Penulis Agenda 18 Angkatan V. Mengusung tema perkotaan, buku bertajuk Rumah Kota Kita bukan hanya mengurai warna-warni cerita tentang Jakarta, melainkan juga menyorot apa saja yang terjadi di dalam kota urban.

“Buku ini terlahir dari rasa cinta kami terhadap Jakarta dengan segala daya pikat dan hiruk-pikuknya, sekaligus keprihatinan akan banyak hal yang perlu dibenahi,” terang Jenni Anggita, wakil dari tim penulis. “Gagasan dan sudut pandang setiap tulisan merupakan refleksi dari hasil pengamatan dan pengalaman kami sebagai warga Ibukota. Kami berharap masalah perkotaan, yang membuat kami menulis dan berbagi gagasan ini, dapat mengusik khalayak (pembaca) untuk kemudian bersama-sama beraksi nyata demi Jakarta yang lebih baik,” tutupya.

Ignatius Haryanto, Peneliti Senior Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) yang merupakan mentor sekaligus penggagas Komunitas Penulis Agenda 18 sangat mengapresiasi terbitnya buku ini. Seperti dikutip dalam prakata buku, “Saya menyampaikan apresiasi saya kepada para penulis muda ini yang mau menuangkan gagasannya dan saya yakin bahwa hati dan pikiran mereka adalah representasi hati dan pikiran kebanyakan orang di Jakarta.”

Senada dengan Haryanto, Agnes Rita, Wartawan Harian KOMPAS, menyambut positif lahirnya buku Rumah Kota Kita. “Membaca tulisan kawan-kawan muda di Agenda 18 ini seakan membaca Jakarta dari kacamata yang lebih segar. Tidak mudah mencari sesuatu yang menarik di tengah rutinitas harian. Tentu saja potret ini bisa menjadi sebuah bacaan yang segar. Kesegaran ini bisa menjadi bagian untuk membuat perubahan di lingkungan kita atau bahkan di tingkat nasional yang lebih besar lagi,” komentarnya.

Diskusi peluncuran buku yang dilakukan di kantor Yayasan Pustaka Obor Indonesia ini menghadirkan tiga orang penanggap. Mereka adalah Marco Kusumawijaya, sebagai pengamat perkotaan yang memiliki perhatian pada persoalan kota urban. Agnes Rita, wartawan harian KOMPAS yang juga menggeluti masalah perkotaan.

Blessty, Della, Jenni, Niken, Rio, Sari, Gloria, Wiwiek dan Yogie, adalah sembilan penulis buku Rumah Kota Kita. Sembilan orang penulis ini berkolaborasi menuangkan cerita tentang Jakarta dalam aksara. Mereka menyoroti Jakarta dari berbagai sisi, mulai dari masalah transportasi publik, ruang terbuka hijau, perekonomian penduduk, penggusuran, pembangunan gedung-gedung bertingkat, joki, komunitas, ruang public, hingga ranah yang dianggap tabu untuk diperbincangkan secara terbuka: prostitusi. Pembahasan tiap topik disajikan dari sudut pandang yang beragam, didukung dengan data-data deskriptif dan rujukan dari sumber yang relevan.

Ulasan mereka tentang masalah perkotaan tidak untuk memperdebatkan atau mengkritik masalah-masalah perkotaan, melainkan memancing pertanyaan reflektif. Pertanyaan yang memberi ruang bagi pembaca untuk juga ambil bagian memikirkan solusi dari masalah perkotaan.

Tentang Komunitas Penulis Agenda 18
Komunitas Penulis Agenda 18 merupakan sebuah kelompok penulis muda yang berbasis Katolik dan berwawasan plural sehingga keanggotaan komunitas ini terbuka untuk umum. Melalui niat dan semangat bersama untuk terus mengembangkan kemampuan menulis, komunitas ini berusaha menjadi wadah segala macam pertukaran pengalaman dan pengetahuan, terutama dalam bidang penulisan.

Agenda 18 telah menghasilkan lima angkatan, terlebih dahulu masing-masing angkatan melalui proses seleksi (batas usia dan karya esai) dan pelatihan dasar jurnalistik. Setelah menyelesaikan tahap pelatihan jurnalistik peserta dianggap resmi menjadi bagian dari Komunitas Penulis Agenda 18. Kegiatan selanjutnya terkonsentrasi pada proyek pembuatan buku sesuai dengan tema pelatihan dan diskusi buku rutin.

Escribir Para Siempre, “Menulis Selamanya” adalah moto Komunitas Agenda 18. Semangat dalam moto ini diharapkan dapat mendorong para penulis maupun pembaca untuk terus menyuarakan pendapatnya untuk sebuah perubahan nyata bagi bangsa melalui perannya masing-masing dalam pekerjaan dan kehidupan bermasyarakat.

Informasi lebih lanjut tentang Agenda 18 dapat diakses di www.agenda18.web.id, Instagram @agenda18, Facebook Fan Page Agenda18, Twitter @agenda18

Comments

Popular Posts